Selasa, 12 Juni 2012

HOMPIMPA bertanya UGLYBASTARD menjawab

Holla amigo!, gue mau nge-repost interview Hompimpa, sebuah webzine tentang gosip-gosip seputaran hc/punk lokal, dan kali ini giliran band gue yang diinterview sama si-Hompimpa, langsung aja cek dibawah ini :) (ISN)



Mereka beberapa bulan lalu melakukan tour jawa dan sempat mampir ke Jakarta. Tapi ternyata oh ya, saya baru sempat kepikiran untuk “ngobrol” dengan mereka setelah mereka sudah kembali ke rumah. Jadi “ngobrol” dilakukan lewat berkirim email..saya sedikit melakukan edit dan penambahan .pertanyaan yang tentunya tidak mengubah isi, dan inilah dia obrolan panjang dengan UGLY BASTARD
apa yang ada di kepala mu tentang arti kata "politik"?
kami memandang politik memang tidak perlu dilihat terlalu rumit. Politik adalah hal yang biasa kita temui di sehari-hari. Seperti bagaimana kondisi saat ini yang menghimpit, biaya kehidupan mahal, penggusuran dan perampasan hak, pemiskinan dan pembodohan lainnya yang dipengaruhi oleh kebijakan atau sikap politik dari mereka yg memiliki kuasa. Dan upaya kita nyelap-nyelip untuk menyikapi atau melawannya juga termasuk politik.
bagaimana pendapatmu ketika ada yang melihat politik seperti sulit untuk dilakukan dalam bentuk sehari-hari?
Televisi (media mainstream)  berjasa membuat politik menjadi sulit untuk dimengerti dan menjadi jauh dari hidup harian orang banyak karena pembahasan yang mereka tawarkan memang terlalu tinggi dalam hal hirarki dan kurang memberikan keterkaitannya dengan hidup harian mereka. (mereka) ngomong politik yang berpengaruh bagi kehidupan orang banyak tetapi tidak memberikan harapan atau kesempatan bagi masyarakat yang menjadi dampak dari pengaruh politik tersebut untuk berpartisipasi secara aktif dan sadar dalam menjalani atau menyikapi hal tersebut.
Belum lagi pembahasan politik yg tidak tuntas atau yg tidak menyentuh permasalahan dasar, jadi sekedar menjadi dagelan hangat tahi ayam untuk kepentingan pasar atau pengalihan isu. Itu semua yg membuat beberapa teman/orang memandang politik adalah hal yg membosankan dan salah satu konsekuensinya akan mengikis ketertarikan masyarakat pada hal itu, dan yang menjadi masalahnya mereka akan memukul rata kejenuhan mereka yang pada awalnya hanya mengarah pada Politik mainstream, tetapi sekarang malah ke semua gerakan atau hal-hal yg berusaha menandingi Politik mainstream. Mungkin masyarakat atau beberapa teman kurang bisa membedakan hal ini ya. Karena balik lagi, bahwa politik itu sebenarnya udah masuk ke dalam (hampir) seluruh aspek kehidupan, termasuk usaha-usaha perlawanan terhadap situasi politik saat ini.

Jadi ada semacam kejenuhan untuk bicara “politik”?
Sekarang berbicara tentang kejenuhan terhadap Politik, kita harus mempertegas lagi, kejenuhan kepada Politik yang seperti apa, dan apakah kejenuhan yang kita miliki hanya akan menjebak kita pada suatu ketidakmampuan untuk melawan Politik yang uda buat kita menjalani hidup yg membosankan kayak gini?
Tinggal bagaimana kita mengeluarkan ide dan kreasi untuk menandingi situasi saat ini dan menurut kami itu gak terlalu sulit. Kita hanya perlu menemukan hubungan antara situasi Politis yang uda dipaksakan kepada kita dengan hidup harian kita masing2 untuk mengeluarkan kreasi perlawanan entah itu hanya dalam skup personal at`u yg lebih luas untuk diterapkan sesuai dengan kondisi yg ada. Yang jelas jangan sampai usaha yg dilakukan hanya ngejebak kita dari satu kejenuhan ke kejenuhan lainnya.
kemarahan seperti apa yang membuat UGLY BASTARD tetap bahagia sampai saat ini?
Kemarahan yang masih bisa disalurkan, kemarahan yang masih berada satu ranjang dengan mimpi dan harapan, kemarahan yang diberikan dan dikuatkan oleh teman-teman dan orang di sekitar. Juga kemarahan yang membuat hidup lebih berarti daripada sekedar keputus asaan atau pesimisme dalam menjalani hidup yang gak hidup ini. Dan kita berharap supaya kemarahan ini tetep kejaga sampai akhirat.hehe
Mungkin di myspace atau fb kalian sudah ada, tapi saya ingin mendapatkan penjelasan yang berbeda tentang kapan kalian memulai kolektif kemarahan yang bernama UGLY BASTARD ini?
sekitar tahun 2005 atau 2006 secara malu-malu ugly bastard terbentuk, awalnya si oki yg ngebentuk dari mulai nyari pemain-pemain yg lain hinggga dapet formasi awal oki pada bass, bombom pada gitar dan vocal kemudian ihsan pada drum. Tahun 2008 gilang diajak oki untuk masuk ngisi posisi gitar. Selanjutnya posisi ini masih bertahan ya walau sebenernya ugly bastard jg sering ngajakin temen2 yg lain utk partisipasi klo misalnya ada salah satunya yg berhalangan. Seperti pada saat ini, ihsan sedang tinggal di Jakarta jadi kalo ada gigs di bali kita biasa minta tolong temen untuk ngasi posisi drum, ada Semar dari klungkung dan Gusdek dari tabanan. Waktu tour kemaren jg gitu, pas kloter di Jakarta dan depok si ihsan yg ngedrum tapi di kota selanjutnya si Semar.
Pada awalnya, seperti layaknya band kebanyakan kita masih belum tahu apa-apa. Gak ngerti punk itu apa, karena tujuan awal buat band hanya untuk nyalurin hobi sekedar bermusik dan ngeband di gigs (kalau dulu bilang gigs itu konser.hehe).
Ide tentang pergerakan punk, resistensi atau DIY itu masih belum ngerti, tetapi seiring berjalannya waktu, terus belajar, dari zine atau obrolan2 ringan dengan beberapa temen yg lebih tahu, baca-baca di internet akhirnya sampai juag di UB saat ini, walalupun masih terus belajar dan belum apa apa. UB tetep jalan dengan berbagai latar pikiran yang ada di belakangnya, karena memang UB bukan hanya satu orang aja, ada empat orang dengan latar pemikiran dan kehidupan yg berbeda, ada yg sedikit masih “anak band”, ada yg biasa2 aja, ada yg berusaha ngebunuh status “anak band” dsb.  Kadang, kalo jeli di FB biasana keliatan karakter yg beda2 dari comment yg ada disana, tergantung siapa yg kebetulan OL terus ngasi comment2.hehehe
Oiya dan ternyata kami baru sadar kalo ada band bandung grindcore atau death metal gitu yg namanya sama, ugly bastard.hehehe
bisa ceritakan tentang tour kalian kemarin ?
Tournya asik, karena kita gak terlalu masang target hasil dari tour ini adalah sekian sekian sekian. Lebih ke prosesnya aja, jadi apa yg ditemukan walau terkadang gak sesuai dengan harapan sebelumnya tetapi tetep dijalani dan dibtat sebahagia mungkin. karena intinya kita tour bukan buat nyari panggung atau show yg gede atau bagus, atau juga supaya disambut atau “dilayani”,wkwkwkw siapa juga ya yg mau ngelayani kita. Tujuan kami DIY Tour itu lebih ke gimana ngemaksimalin interaksi atau komunikasi yg bisa dibangun selama tour, ketemu temen yg sebelumnya cuma komunikasi lewat telepon atau facebook, tahu kondisi daerah-daerah lain sebagai salah satu bahan untuk pembelajaran juga, dan yg utama walaupun kita tour keluar dari rumah tetapi bisa ngerasa bahwa tempat yg kita datengin tu seperti rumah kita sendiri, jadi ada rasa nyaman dan memiliki tempat itu jg.
Hal menarik yang ditemui selama tour?
Misalnya di jatinegara walaupun gigs yg kita harepin itu gak jadi di stasiun jatinegara tetapi dipindah di studio karena permasalahan perijinan, selain juga cuaca yg mendung jadi tkaut hujan, tetapi proses dan hasilnya keren jg, walau sound ada gangguan/mati2an tetapi gak masalah, uda ketutup ama kesempatan bisa ketemu temen ngobrol sana ngobrol sini, kenalan ma temen baru, ampe ada juga temen dari Rusia yg baru sampai bali pagi itu terus disms siang itu bilang mau ngajak hang out  di bali, dan berhubung kita lagi gak ada di bali ya iseng aja kita ajakin tour suruh nyusul ke solo karena perhitungan kami kalau naek bis ke Jakarta pasti gak nutut karena kita mesti berangkat ke solo pas bis sudah mau nyampe Jakarta. Terus gak nyangka dia langsung terbang naek pesawat ke Jakarta, kita jemput di rawamanfun terus dateng dah di Doors Studio, Jatinegara hanya untuk ngeliat DIY Show temen2 scream destroy dkk hehe. habis gigs dia langsung  balik lagi ke Bali naek pesawat, waktu dateng ke gigs dia ama ibunya lagi karena memang diliat dari umur bule itu sekitar 16 atau 18 tahun.hehehe nyengir aja ampe segitunya. Di samping itu emang suasana disana enak banget.nyaman.
Belum lagi di depok tempatnya keren, di atas warung bakso, interaksi yg tercipta jg asik. Kita tidur di instituta main sama temen2 disana. Di solo jg gitu, tidur di bekas koperasi yg uda gak kepake deket daerah pasar terus baru sampai udah denger tentang paramiliter fasis di solo bernama laskar jihad yg katanya suka sweaping anak punk yg nongkrong dan minum di pinggir jalan terus ditangkap digebukin dan disuruh tobat, jadi ngerasa penasaran pengen digerebek soalnya kita uda nyiapin candaan buat mereka. Jadi pas mereka gerebek tar kita sambut dengan waalaikumsalam, terus ngomong pake gaya bahasa arab-arab yg biasa orang jenggotan itu pake, terus mungkin mau kami ajak solat dan bermufakat alias diskusi.heheheh
Ponorogo terus malang terus sampai balik ke bali, seluruh perjalanan naek kereta, bemo, bis, asik lah. Gak cukup diceritain disini. Terus komentar dari temdn-temen yg kita ajak juga seneng, ada pengalaman baru. Karena waku itu dari bali kita berangkat 11 orang dengan biaya transport pulang pergi sekitar 370ribu, itu ada lebihnya buat beli bahan makanan.
Walaupun ada saja masalah kecil selama tour seperti ada satu orang yang resek di hampir setiap kota, ada ancaman mau dipentung tongkat baseball dsb tetapi itu semua sudah ketutup sama banyaknya ruang riang yang uda tercipta. Terimakasih buat semua temen-temen yg uda ngebantu DIY Tour kemaren, uda menyempatkan diri dateng untuk bertemu dan ngobrol. Asik lah, dapet pahala kalian.hahahahaha :p
bali termasuk salah satu yang terparah pada peristiwa pasca 65 dalam hal pembantaian antar masyarakat...apa kalian punya berita tentang hal itu dari keluarga kalian dulu?..bagaimana pendapat kalian tentang sejarah kelam itu dimana bali sekarang dipresentasikan sebagai surga wisata
Dari empat orang cuma satu orang aja yg asli bali (bombom) dan untungnya keluarga bombom gak kena pembantaian pasca 65, Cuma kita punya beberapa temen yg jadi korban. Ada juga beberapa cerita yang kita dapet terkait masalah peristiwa pasca 65. Di bali jg ada komunitas dari korban pasca 65 yang ngebentuk ruang komuniti, jadi disana biasa dipake diskusi, pemutaran film, akustik musik, workshop dsb.
Memang dari beberapa tulisan dan kabar yg beredar, bali termasuk daerah yang menghasilkan banyak korban pasca 65. Jadi denger cerita dari orang-orang ya, emang masyarakat yang PKI atau sekedar difitnah PKI itu habis dibantai, beberapa ada yg rumah dan tanah (hartanya) dirampas, wanitanya diperkosa dsb. Misalnya ada yang iri sama seseorang, dan karena emang situasi pada waktu itu keruh dan reaksioner banget, jadi orang yg gak kita suka itu tinggal dikompor-komporin difitnah PKI terus dibantai dah sama orang satu kampung. Gak peduli tua-muda, mau cuma ikut2an atau sekdar simpatisan atua memang anggota aktif PKI semua kena imbasnya. Cara ngebantainya orang-orang tersebut disweaping dulu mana yg PKI atau tidak kemudian diajak pindah ke suatu tempat kemudian dieksekusi, ada algojonya dan orang-orang yg mau diesksekusi itu mesti antri lagi buat disembelih. Gila. Tapi kalau sekarang, karena itu uda lama ya, jadi uda banyak yang lupa, jarang dibahas juga. Mungkin secara diam-diam atau kecil-kecilan aja.
Kalau bicara tentang mirisnya bali yang saat ini direpresentasikan sebagai pulau surga atau surga wisata padahal dulu sempat menjadi neraka karena peristiwa pasca 65 sebenernya itu emang gak terlalu berkaitan sih. Karena peristiwa pasca 65 itu kan situasi di era awal orde baru yg skalanya nasional yg emang uda mantep hegemoninya dan sampai sekarang masih ada efeknya. Ketika ada peristiwa G 30 S yang disoroti itu Cuma G 30 S nya saja( yang informasi sebenarnya tentang siapa dalang di balik peristiwa g 30 S pembantaian jenderal saja juga masih simpang siur), bagaimana pembantaian sipil yang terjadi pasca 65 tidak diekspos, tidak pernah diberikan ruang untuk melakukan pengkajian atau pemahaman ulang. Jadi terkesan masyarakat sengaja dibuat lupa dengan kejadian seperti itu, dan trauma utk ngebahas hal-hal itu. Pembunuhan beberapa jenderal yang mungkin itu disebabkan karena konflik intern antarjenderal dilebay-lebay in dan karena uda disiapin untuk jadi salah satu alat kontrol dan terror bagi masyarakat, tetapi pembantaian ribuan lebih masyarakat sipil cuma diangap angin lalu. Emang sih kejahatan-kejahatan yang dilakukan Negara pada saat itu rapi banget, jadi gak usah terlalu heran kalau mau sekarang bali dicap sebagai pulau surga atau apa ya karena emang udah tidak ada ruang untuk sekedar mengingat dan mengkaji kembali peristiwa suram yang terjadi di pulau bali atau pulau-pulau manapun. Sekarang tinggal gimana belajar dari sejarah, kejahatan yang terorganisir harus ditandingi dengan perlawanan yang terorganisir juga.
Kemudian berbicara tentang bali yang sekarang menjadi Pulau Surga itu sebenernya wacana yang mulai kebentuk sebelum Indonesia merdeka. Awalnya ada orang belanda yang datang ke bali terpesona dengan keindahan bali kemudian membuat buku dan menyebarkan informasi tentang keindahan pulau bali. Semakin lama semakin menyebar dan mulai banyak yang berdatangan ke bali untuk menikmati keindahan pulaunya. Pada awal-awalnya hal itu bisa ngasi salah satu basis ekonomi bagi masyarakat lokal, walau sudah tentu Negara juga mengambil keuntungan dari kegiatan komodifikasi alam wisata ini. 
Jadi Industri pariwisata juga mendatangkan hal negatif ya?
dalam perkembangannya dampak negatif dari bisnis pariwisata ini mulai keliatan karena uda lebih menjadi industri pariwisata yang eksploitatif. Pemodal semakin menginvestasikan modalnya, Negara semakin memfasilitasi penjualan tanah bali, pembangunan bali yg lebih cenderung berkiblat pada kepentingan sirkulasi kapital. Industri pariwisata mengemas budaya sebagai komoditas kemudian masyarakat dipaksa terus menerus melakukan ritual agama dan kebudayaan untuk dipertontonkan sehingga apa yg dulunya sakral menjadi barang dagangan, salah satu dampaknya ya banyak masyarakat yg getol melakukan ritual tapi gak jarang yg kurang paham sama esensi dan koneksinya dengan kehidupan sosialnya.  Masyakarat tetap terbodohi dengan hegemoni terutama tentang basis ekonomi yang diberikan pariwisata bagi masyarakat bali padahal kalo ditelisik masyarakat lokal hanya dapet cipratan-cipratan dari keuntungan penjualan pariwisata sedangkan para pemodal lah yg banyak dapet untungnya, pekerja-pekerja pariwisata yg bekerja dengan sistem kontrak, masyarakat lokal dibius dengan kesadaran bahwa harus mengabdi dengan pariwisata yg sudah tidak untuk masyarakat lokal lagi karena sekarang bali itu sudah milik internasional. Selain itu, masyarakat diluar bali yang berwisata juga uda termakan dengan ilusi bahwa bali adalah pulau surga yg baik-baik saja, padahal dibalik kemasa tersebut tersimpan sebuah kebobrokan.
Apa pengaruh dari pariwisata buat masyarakat bali sendiri?
Kenyataannya saat ini, percepatan perkembangan industri pariwisata seperti watak industri dan eksploitasi pada sektor-sektor lainnya, memberikan beban kerusakan alam yang berat. Misalnya sekarang di bali terutama di daerah yang ramai wisatawan seperti Kuta atau Bali Selatan, itu uda penuh sesak dengan akomodasi pariwisata. Sekarang bali selatan sudah mengalami over capacity, uda ada 2000an kamar hotel yang berlebih tetapi pembangunan hotel masih saja dilakukan. Belum lagi hotel-hotel yang membangun di daerah sempadan pantai yang sebenernya itu gak boleh untuk dibangun, harus ada ruang kosong di bibir pantai.
Memang, pantai menjadi salah satu daya pengikat pariwisata bali jadi apapun dilakukan untuk mendesain akomodasi pariwisata yang ada kaitannya dengan pantai. Contoh lainnya lagi seperti tebing sebagai penyangga alami pulau apabila ada gempa atau tsunami itu dibongkar supaya ada jalan masuk ke pantai terus dibangun hotel di dekat tebing yang uda dihancurin itu supaya ada estetiknya. Belum lagi permasalahan sampah, bagaimana sektor pariswisata juga memberikan sumbangan yang besar bagi sampah yang ada, apalagi limbah-limbah hotel banyak yang dibuang di pantai. Kemaren juga sempet ada kejadian lucu di pantai yang tiba-tiba diserbu sama genangan sampah.
Ada penelitian juga yang mengatakan pada saat itu beberapa titik pantai di bali khususnya bali selatan itu uda kurang sehat. Selanjutnya permasalahan tata ruang terkait pariwisata yang kadang gak sesuai dengan bhisama (aturan yang udah ditetapkan oleh para pendeta yang di dalamnya masih banyak terdapat hal-hal yang harmonis dengan alam), jadi di dalam bhisama diatur mengenai batas maksimal ketinggian bangunan, jarak atau radius tempat ibadah dengan hotel dan tempat2 hiburan dsb, tetapi kenyataannya beberapa pembangunan hotel dan akomodasi pariwisata melanggar peraturan tersebut. Selanjutnya banyaknya pembangunan hotel juga berdampak bagi ketersediaan sumber air di bali. Bayangkan saja, satu kamar hotel berbintang setara dengan penggunaan air bagi tiga KK (kepala keluarga), jadi ada ketidakadilan distribusi air dari pihak PDAM, air bagi masyarakat diloyo-loyoin tetapi bagi hotel ngalirnya kenceng banget. Gak jarang penduduk di daerah Bali selatan itu sering gak dapet pasokan air dari PDAM apalagi mengingat daerah Bali Selatan itu daerah yg kering dan sulit untuk ngebor mata air. Pemerintah lebih suka ngasi air ke hotel lah daripada ke masyarakat, masyarakat juga uda mulai ditanamkan keyakinan bahwa apa pun bisa dikorbankan demi kemajuan pariwisata bali.
Kemudian permasalahan konflik tanah demi dibangunnya akomodasi pariwisata juga pernah terjadi di Bali. Seperti pulau serangan yang direklamasi oleh perusahaan milik Tomi S. demi kepentingan bisnisnya, awalnya dengan alasan untuk menyelamatkan penyu tetapi setelah direklamasi penyu malah gak banyak yang dateng ke sana. Proyek reklamasinya juga mangkrak dan tidak tuntas padahal pada proses pembebasan lahannya itu masyarakat banyak yang dipaksa ngejual tanahnya dengan bantuan intimidasi dari tentara. Ada yang gak mau tanda tangan direpresif, ada yang kabur keluar daerah itu untuk menghindari proses tanda tangan malah neneknya yg disandera kalau gak balik untuk tanda tangan ntar neneknya mau diapa-apain (mau diperkosa kali ya ama mereka). 
Hal-hal seperti ini masih terjadi, seperti kasus yang terbaru di daerah Dompa Jimbaran ada sekelompok petani yang digusur karena lahan tersebut akan dibangun Hotel Bali International Park untuk memfasilitasi KTT APEC 2013. Pola perampasannya masih tetap sama, jadi ini kasus udah dulu pas zaman Soeharto tetapi sempat terhenti dan sekarang mulai lagi. Masyarakat yang awalnya sudah menempati lahan terseut sebelum Indonesia merdeka dipaksa untuk menyerahkan lahannya dengan biaya ganti yang murah. Malah sempet ada kejadian lucu juga, jadi masyarakat dijanjiin untuk diganti tanahnya dengan tanah di tempat lain. Ada upacara penyerahan sertifikat tanah baru buat masyarakat, dipoto-poto dengan salaman tetapi setelah dicek ternyata itu sertifikat bodong. Kemudian setelah tanah berhasill dirampas tanah tsb dibiarkan terbengkalai bertahun-tahun, nah saat ini pas masyarakat mau ngambil kembali tanah yg sebelumnya dirampas eh mau diklaim lagi sama perusahaan itu, hanya saja perusahaan tersebut ganti nama. Ugly bastard sempet ikut kampanye dan ngebantu sedikit advokasi dalam kasus tersebut.
Selain itu menurut kami, bali kayaknya emang lagi disiapkan untuk dijadikan tempat pertemuan-pertemuan para penjahat-penjahat besar internasional, jadi segala hal mulai dilakukan pemerintah Indonesia untuk mendesain bali khususnya bali selatan (Nusa Dua) untuk dijadikan tempat pertemuan yang bertaraf internasional. Di bali kan keamanannya bisa dijamin, apalagi pasca kejadian bom bali yg membuat masyarakat trauma sehingga masyarakat lokal sedikit waspada dengan pendatang, juga dengan kegiatan-kegiatan yang biasa diplintir pemerintah sebagai kegiatan penentang pemerintah. Jadi kalau di luar negeri setiap dilaksanakan pertemuan penjahat besar seperti G-8 itu pasti disambut dengan demonstrasi besar-besaran yang pernah sampai menghentikan pertemuan tersebut, nah di bali itu bakal sulit bisa terjadi hal-hal yg demikian. Mau demo? Mau buat yang “aneh2”?, pertama sama pemerintah bakal dibenturin sama masyarakat sipil yang uda kepengaruh kontrol pemerintah sebagai dampak trauma bom bali, apalagi kalau sedikit keliatan ekstrem, wah teroris nih teroris, pendatang ni pendatang, wkwkwkw sensitif banget itu kalo di bali.
apa saja yang menjadi influence kalian dalam membuat lirik di lagu lagu awal kalian?
Masih tetang kondisi yg terjadi di jehidupan aja, ditambah sedikit membaca di zine atau buku atau bacaan-bacaan di internet dsb. Tapi biasanya lebih mudah pas bener-bener lagi ada masalah, jadi susahnya berasa banget terus jadi mikir kenapa semua ini bisa kejadi dan akhirnya ngedumel dan keluarlah bahan dasar untuk buat lirik.hehehe soalnya kita semua golongan menengah ke bawah. Kebanyakan teman dan orang-orang di sekitar kita juga yg menengah ke bawah, jadi kita berusaha memproyeksikan apa yg terjadi di sana aja (termasuk yg kita alami jg).
ceritakan tentang scne kalian di denpasar? dan bisa juga tentang scene punk di bali secara keseluruhan kalau kalian punya info
Kami ceritakan kondisi yg sedang kami jalani aja ya karena kalo yg sebelum-sebelumnya kita kurang begitu tahu, jadi takut salah.hehe
Sejauh yang kami tahu punk di bali uda ada sebelum kita mulai punk2an. Tetapi ide tentang DIY kayaknya masih belum masuk ke bali. Ide DIY pun bisa dibilang baru-baru ini aja mulai masuk seiring dengan akses informasi yang masuk melalui teman-teman yang kebetulan sering ke luar kota dengan membawa bekal ide baru hasil sharing dengan teman diluar kota. Ada juga yg memandapat info dari zine yang juga didapat dari luar bali. Selain itu beberapa teman juga dapat pelajaran dari orang-orang luar kota yg kebetulan tinggal di Bali, kemudian melalui obrolan-obrolan ringan membagikan apa yg mereka tahu.
Apakah kamu melihat scene punk di Bali cukup besar saat ini?
Situasi scene HC/Punk di Bali saat ini tidak seramai Jakarta atau bandung atau kota2 besar lainnya, apa lagi yg DIY. Karena dulu punk di sini hanya menjadi trendy, ketika masih booming banyak banget anak muda yg berdandan punk, di jalan ada aja nemu anak yg berdandan punk walau dandanannya bisa dibilang acak adul dan nyaris seperti slankers. karena sekarang lagi trend Hardcore beat down, jadi udah susah nemu anak yg berdandan punk, malah gampangnya itu nemu remaja yang berdandan a la Hardcore Beat Down.
Selepas trend punk yg sama sekali gak ada bekas apapun, meskipun masih ada yg bertahan berdandan a la punk tetapi beberapa malah mandeg sekedar dandan dan musik (musiknya juga gak nambah referensinya, masih casualties, eksploited, atau artis-artis punk ibu kota heheheh). Tetap menjalani punk tanpa berusaha belajar untuk cari tahu lebih dalam. Tetapi beberapa juga ada yg mulai belajar dan menerapkan ide DIY ke dalamnya. Dari sebagian besar acara musik yang dibuat dengan bantuan sponsor rokok sampai butik distro dan dengan audisi-audisi seperti ajang pencarian bakat dengan senioritas dan bintang tamu, beberapa teman ada yg mulai belajar mengorganisir DIY Gigs secara mandiri dengan metode tandingan dari apa yg kebanyakan ada. Beberapa juga masih dalam tahap belajar untuk mencoba lebih kritis dan tertarik terhadap isu-isu sosial dan politik yang ada. Jadi berusaha menjadikan HC/Punk sebagaimana tujuan ia lahir. Dalam beberapa gigs, mulai mengangkat isu-isu ketimpangan dan ketidakadilan (ceileh bahasanya.hehe). mulai ngobrolin tentang apa yg bisa dilakuin untuk hidup yg lebih baik walaupun hal itu kecil dsb. Tapi gak banyak sih yg berpikiran seperti itu, mungkin butuh proses tetapi kita senang bisa menjadi bagian dari proses tersebut walaupun hal yg kita lakuin beru setitik ecil aja. 
Di sini kita bersama teman2 buat kolektif kecil2an bernama denpasar kolektif. Meskipun belum bisa seperti infohouse atau kolektif yg besar karena masih lebih banyak ke musik saja. Proses lah, mungkin musik dulu walau kita gak mau kejebak dalam hal bermusik saja. Pengen yang lebih dari itu, jadi media belajar mengorganisisr diri dan memperkuat komunitinya bener-bener kerasa. Di denpasar kolektif juga terdapat band dan orang2 yg aktif dan mau belajar, dan mereka gak hanya dari denpasar aja, ada yg dari daerah tabanan, gianyar, negara dsb. Biasanya mereka-mereka yang kita ajak kerja bareng dari mengorganisis DIY Gigs, distribusi stuff dan zine, sekedar kumpul dan ngobrol ringan, pameran poster, aksi demonstrasi dsb walaupun masih belum banyak. Apalagi ya yg bisa diceritain tentang situasi scene di bali, agak sulit juga karena takut terlalu subjektif.hehe
saya membaca salah satu statement kalian mengenai upaya membuat perlawanan yang terorganisir..bisa di ceritakan lebih?
Kejahatan yang dilakukan Negara dan Kapital itu dilakukan dengan rapi, penuh perencanaan, dengan persiapan intrumen pendukung agenda mereka yang sudah lengkap. Sedangkan apa yg menjadi target mereka bisa dibilang berdiri beberapa langkah di belakang mereka. Tanpa persiapan tau-tau dihadapkan pada permasalahan penggusuran dan perampasan-perampasan hak. Kalau pun sempat  ada perlawanan dari mereka yg menjadi korban tetapi beberapa di antaranya mengalami kegagalan atau kemandegan karena kurang terorganisirnya perlawanan yg dilakukan. Ya misalnya masih kurang solid di antara sesama korban, kurangnya membangun jaringan dengan yang tidak menjadi korban langsung untuk memperluas informasi tentang isu yang ada, gagalnya proses negoisasi, metode sabotase ketika aksi langsung yang jarang dilakukan dan kalaupun sudah dilakukan tidak adanya dukungan bagi upaya kriminaslisasi yang dilakukan Negara oleh kombatan yg melakukan aksi sabotase, kurangnya pemanfaatan instrumen hukum yang ada untuk melawan balik kebijakan mereka dsb. 
Ya meskipun menurut saya kunci utama dalam melakukan perlawanan yg terorganisir itu adalah bagaimana membangun solidaritas intern yang kuat, tidak terpimpin (karena jika pemimpinnya tertangkap biasanya gerakannya akan kalang kabut.hehe) tetapi secara sadar memahami bagaimana menjalankan perannya masing-masing, membangun jaringan dan solidaritas eksternal (diluar areal korban)   agar isu yang ada itu meluas sehingga semakin banyak yg bersolidaritas dan ikut berpartisipasi sesuai perannya dalam menyebarkan isu dan mengajak untuk menyelesaikan permasalahan yg terjadi, dan bahu membahu bekerja sama menyelesaikan isu-isu serupa diluar komunitas. 
Meskipun permasalahan di tiap daerah itu hampir selalu ada dan kalo dikumpulin itu banyak banget tapi hal itu bisa diatasi jika semua orang sadar bahwa memang ada yg tidak beres dan harus diubah. Memang jalan untuk menuju ke sana yg ideal itu masih panjang tetapi kita adalah bagian dari proses dan kita sedang menjalani proses, mau gak mau ya baiknya kita maksimalin proses itu dari lingkup terdekat kita. Bagaimana membangun kesadaran terhadap permasalahan yg ada, mulai membangun komuniti-komuniti perlawanan dsb lama kelamaan lingkaran ini akan membesar sehingga akan kerasa dampak dari proses perubahan ini. Walau kita belum tahu kapan waktunya, tetapi yg penting kan prosesnya bukan hasilnya, daripada hidup ampe mati gak melakukan apa-apa buat kebaikan hidup ini.
Ya intinya perlawanan yg dilakukan jangan ngasal dan reaksioner hangat-hangat tahi ayam, perlu metode yang memang uda dipersiapin supaya prosesnya itu bisa maksimal dan tidak mudah dihancurin musuh. Kadang kita juga perlu memanfaatkan metode atau apa yg disediakan musuh untuk melawan balik seperti undang-undang yang sekiranya bisa dipakai. Jangan terlalu fanatik anti pemerintahan tetapi gak mau memanfaatkan apa yg ada sejauh itu bisa mendukung gerakan kita. Tapi jangan juga terjebak bahwa permasalahan bisa diselesaikan hanya dengan melalui jalur formal dengan memanfaatkan undang-undang yg ada, ujung-ujungnya sistem yang diberikan kapital dan Negara juga gak akan memberikan jalan untuk menghancurkan dirinya sendiri. Yang lebih penting aksi langsung entah sabotase atau penghadangan perampasan. Atau kalo di kota bisa mogok massal atau coba lebih kritis dan aktif dalam memandang dan menyikapi permasalahan baik di desa maupun di kota. Kemudian hak kita untuk bersuara dan mengendalikan diri itu semaksimal mungkin kita ambil kembali.
band apa yang dulu kalian gilai ketika baru mulai menjadi punk?
Waktu baru mulai menjadi punk… yah kayak marjinal, bunga hitam, battle of disarm, the babies, the idiot, eksploited, casualties, belum terlalu banyak karena belum begitu tahu waktu itu. Kalo sekarang kan referensinya uda mulai nambah ke yang d-beat, crust, hatkor juga lagi  :p
bagaimana pendapatmu dengan pilihan billy dan eat untuk melakukan aktivitas perlawanan dengan caranya?
Meskipun saya belum pernah ngorbol tentang alasannya tetapi saya berusaha mengira2 untuk paham, dan menurut kami apa yg mereka lakuin itu tidak ada masalah, gak apa-apa kan haknya mereka. mungkin untuk ngeblow up isu, atau sekedar membuat sibuk para intelejen dan kaki tangan pemodal dsb. Selama gak nyakitin orang lainnya aja, walaupun oleh media dan polisi mungkin isu yg hendak diangkat itu malah diplintir sama mereka menjadi sekedar asksi terorisme, dipengaruhi minuman keras dan narkoba, atau langsung mendiskreditkan gerakan-gerakan dari kawan-kawan yg berada langsung pada lingkaran isu yg hendak diblow-up tersebut, karena kondisnya kebanyakan masyarakat masih belum bisa nyerna hal-hal yg istilahnya sedikit lebih ekstrem daripada apa yg biasanya ada. 
Dengan metode yg biasa atau konservatif aja gak banyak masyarakat terutama kelas menangah yg tertarik, bahkan mereka masih tetep antipati sama orang yg masih berjuang di dalam lingkaran isu tersebut, apalagi sama hal-hal beginian yg tadi saya bilang keliatan ekstrem. Bakal mental, masyarakat sulit nyerna,  tetapi kalo untuk memberikan terror kepada Negara dan kapital sih masuk. Saya sepakat. hehe
Apa yg dilakukan billy dan eat itu tidak sia-sia. Minimal untuk diri mereka hal itu pasti bisa ngasi efek baik ke mereka, atau juga bisa ngasi tambahan penyemangat ke temen lain bahwa kita tidak sendiri, bahwa ada yg masih menolak tunduk, bahwa kita akan berikrar untuk menjadi manusia meski hanya semenit dsb. Karena selalu ada kepuasan yg bisa didapatkan dengan melakukan hal-hal yg dikutuk oleh norma dan standar kapital. Dan mungkin suatu saat kami akan melakukan hal yg serupa meski tak sama.hehehe
apakah dalam scene punk di bali hal seperti perbedaan kasta juga terjadi? bisa di ceritakan apakah ini menjadi hal yang sensitif?
Masalah perbedaan kasta di dalam scene punk di bali kayaknya egak terlalu berpengaruh, kecuali ada beberapa orang yg sok-sokan ngeklaim punk (hanya sekedar fashion dan trendy) dengan tetap memandang kasta yang ada sebagai salah satu dinding pembatas antara satu dengan yg lainnya, tetapi bagi yg mengerti tentu tidak akan mempermasalahkan kasta yang ada di masyarakat ketika berada di dalam komunitas. Dan di dalam komunitas kami egak ada tuh yang ampe katrok seperti itu, membedakan teman lainnya berdasarkan kasta, karena kita juga sedikit selektif dalam mengajak temen yg mau partisipasi di dalam komunitas. Kalo udah ada yang ngotot dan resek, males belajar, pas ada yg salah terus dikasi tahu untuk belajar sama-sama tapi masih sok tahu yaudah kita tinggal aja.hehe
Masalah kasta di dalam masyarakat kalo untuk saat ini juga uda mulai ada yg kebuka pikirannya, jadi kalo dulunya perbedaan kasta menjadi suatu masalah yang katos, misalnya kalo ada orang yg berkasta lebih rendah mesti berbicara dengan bahasa yang lebih halus dengan orang yg memiliki kasta lebih tinggi dari dirinya, harus lebih hormat dsb. Pernikahan dengan perbedaan kasta yang terlalu jauh (dari yg tinggi ke yang rendah banget) biasanya gak akan direstui oleh orang tua dan keluarga besarnya. Kini permasalah tersebut kayaknya uda tidak terlalu sering terjadi, atau mungkin bisa dibilang frekuensinya udah turun sedikit. Mau dihapus secara total juga susah karena ini uda kayak mendarah daging, dari berbagai upacara atau ibadah, hal-hal yg berkaitan dengan perbedaan kasta masih menjadi salah satu hal mendasar. Misalnya kalo ada ibadah yang bisa jadi pemimpinnya adalah yg golongan kasta tertentu. Mungkin kalau emang mau kompromi, kita bisa menggunakan perbedaan kasta ketika sedang melaksanakan ibadah atau adat yg emang bener-bener manjadi hal yg mendasar, tetapi ketika diluar itu, misalnya ketika hidup bermasyarakat perbedaan kasta tidak dijadikan dinding penghambat dalam bersosialisasi, ya semoga bisa. Apalagi kasian ngeliat ada sepasang kekasih yang sulit banget ngejalanin hubungannya gara-gara perbedaan kasta. Saya pernah jadi korbannya (gilang).Hahahaha.
Kalau ngomong situasi sekarang, yang sebenernya menempati posisi kasta tertinggi di bali itu malah bukan orang bali nya lo. Kasta tertinggi di bali itu TOURIS. Balik lagi ke permasalahan indsutri pariwisata
ayo kontak mereka!! ---www.myspace.com/uglybastardpunk


SUMBER: http://hompimpa-hompimpa.blogspot.com/2012/05/hompimpa-bertanya-uglybastard-menjawab.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar