Senin, 29 Oktober 2012

Primitif Zine #4 (Resensi)

Judul              : Primitif Zine Vol. 04
Editor             : NN
Penerbit       : Self Released
Tebal              : 12 Halaman Termasuk Dafis & Cover
                                   
                                                                                                  
Kali ini Primitive Zine Volume 04 memang agak ber-
beda dari edisi-edisi sebelumnya, dari cover depan
nya saja kita sudah bisa melihat ada 2 pria-pria lawas
yang di eranya dulu dikenal sebagai MC kondang se-
Indonesia yaitu Koes Hendratmo dan Kris Biantoro.
Begitu juga dengan tema Primitif Zine Vol. 04 kali ini
yang special mewawancarai 2 MC kocak yang biasa
mengisi acara-acara atau gigs-gigs di Jakarta.
FYI(For Your Information) si penulis memang
Merahasiakan identitasnya, entah mengapa, namun
Disela-sela kemisteriusan dirinya, ia menyisipkan kalimat ini di kata pengantar zine tersebut, “Nama saya tidak perlu diketahui oleh publik ya. Tidak baik untuk nama baik saya. Bagaimanapun, orang sekaliber saya agak tengsin kalo ketahuan masih suka baca zine”. Apa kalian tahu maksud dari kalimat si penulis itu?, kalau kalian tidak tahu, maka sama halnya seperti saya.

Oke, langsung saja saya bahas halaman demi halaman di Primitif Zine Vol.4 ini, halaman pertama ada interview ekslusif dengan 2 MC kocak yaitu Gilang dan Adjis “Doa Ibu”. Penulis menanyakan pertanyaan satu persatu kepada mereka, dari mulai kiat-kiat agar selalu kompak di panggung, sampai influence dalam membawakan suatu acara, dari jawaban demi jawaban yang mereka berdua lontarkan, sudah tergambar bahwa mereka berdua benar-benar MC yang jenaka.

Di halaman kedua ada interview si penulis dengan Riann Pelor, selain dia MC, dia juga vokalis dari band AUMAN, untuk pecinta musik-musik underground pasti sudah tidak asing lagi mendengar sosok Riann Pelor. Halaman ketiga ada interview pendek dengan Jimi Danger vokalis dari band The Upstairs, di interview ini Jimi membalas pertanyaan dengan jawaban yang singkat sekali, saya pun bingung, entah dia sedang sariawan, atau memang sengaja agar terlihat “cool”?!.

Nah, di halaman keempat ada review album dari seseorang yang lagi-lagi tidak menyebutkan identitasnya, review ini ada 2 dan tidak ada judulnya, namun review pertama ditujukan untuk Kekasih yang 4L4Y di kampung, dan essay kedua untuk Hipster Sub-Urban Sok Tahu, menurut saya kedua essay ini cukup menarik karena keduanya sama-sama me-review tentang album dari Band Hardcore cutting edge asal Kanada yang bernama Fucked Up, disana membahas mulai dari unsur-unsur musik mereka, sampai berbagai kontroversi dari beberapa orang tentang pemahaman dari musik Hardcore/Punk yang tidak wajar jika dicampur dengan unsur-unsur musik yang bukan bertema tentang pemberontakan, gaya bahasa si penulis review tersebut membuat saya ingin langsung bertemu dengan dia dan sharing tentang album-album dari Fucked Up yang sudah pernah dirilis sebelumnya.

Halaman keenam ada tulisan si penulis tentang band Grindcore asal Bandung yang bernama Rajasinga, dengan album terbarunya yang berjudul Rajangaruk, dirilis oleh Negrijuana Records. Halaman ketujuh dan kedelapan ada ramalan Zodiak oleh Ki Primi, Ki Primi adalah cendekia perbintangan, ahli nujum dan tafsir aura sekaligus pengusaha tanaman kumis kucing kualitas ekspor yang sukses. Halaman kesembilan ada The Eye Seeing All Test, yang berisi kuis, dimana pembaca disajikan 2 gambar dan disuruh mencari 6 perbedaan dari gambar tersebut.

Halaman terakhir ditutup oleh review album dari si penulis, album yang akan direview oleh si penulis kali ini adalah album terbaru dari Straight Answer, band HC/Punk asal Jakarta yaitu Passion Is The Reason, rilisan dari Armstretch Records, wah bagian ini yang menurut saya yang paling keren, karena si penulis membahas satu demi satu lagu dari Straight Answer yang benar-benar “melawan”, dan “memberontak”.

Dari halaman demi halaman, menurut pendapat saya Primitif Zine Vol.4 ini benar-benar lebih berwarna isinya dibandingkan dari seri-seri sebelumnya karena disini dimuat berbagai rubrik dari mulai interview, review album, zodiak, bahkan kuis yang diadakan oleh Zine ini.

Kamis, 04 Oktober 2012

SUNRISE DI “PANTAI MATAHARI TERBIT”



 Holla Amigo!, kali ini saya akan sedikit bercerita tentang salah satu objek wisata yang terletak tidak jauh dari rumah saya, dan saya baru saja mengunjunginya saat liburan semester genap kemarin, tepatnya masih di satu wilayah namun berbeda desa, nama objek wisata tersebut adalah Pantai Sanur, atau masyarakat bisa menyebut dengan Pantai Matahari Terbit. Dikatakan Pantai Matahari Terbit  karena lokasinya yang terletak di timur kota Denpasar yang memungkinkan kita untuk melihat matahari terbit disaat pagi hari.

Pantai Sanur juga termasuk salah satu objek wisata yang terkenal di Pulau Bali setelah Pantai Kuta, atau yang biasa disebut Pantai Matahari Terbenam. Bagi wisatawan lokal maupun mancanegara sangat disarankan untuk mengunjungi Pantai Sanur, karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat Kota Denpasar, Pantai Sanur juga tidak terlalu ramai dibandingkan dengan Pantai Kuta, jadi jika para wisatawan ingin menenangkan diri sejenak dari hingar bingar keramaian, mereka bisa datang ke Pantai Sanur untuk menenangkan diri sejenak dengan menikamati hembusan angin pantai, dan deburan ombak yang terasa menyejukan hati.



Disana (Pantai Sanur) kita juga bisa menemui para surfer-surfer lokal maupun mancanegara yang sedang asyik memainkan papan surfingnya diatas deburan ombak yang saling bersahutan, memang di Pantai Sanur juga dapat bermain surfing, namun tidak se-ramai di Pantai Kuta, karena ombak di Pantai Sanur kurang mendukung untuk bermain surfing.

Buat kalian yang mempunyai hobi wisata kuliner sambul traveling, di pinggir Pantai Sanur juga terdapat kedai-kedai makanan kecil, atau bisa juga disebut warung-warung menjajakan seafood yang menggoda selera, dan juga ada penjual makanan tradisional Bali yaitu Tipat Cantok dan Rujak Kuah Pindang, mungkun terdengar asing bagi kalian yang berasal dari pulau Bali, sedikit deskripsi mengenai dua makanan tersebut:

  • Tipat Cantok, adalah makanan khas Bali yag terdiri dari potongan Tipat, atau yang biasa disebut Ketupat, yang dipadukan dengan sayuran berupa toge, kangkung, dan disiram dengan bumbu kacang khas Bali, sangat lezat jika disajikan dengan Es Gula sebagai minumannya.

  • Rujak Kuah Pindang, adalah makanan khas Bali yang paling terkenal, kenapa demikian?, karena tidak sah jika berkunjung ke Bali namun melewati makanan ini, Rujak Kuah Pindang ini terdiri dari irisan buah-buah(mangga, bengkuang, timun, nanas dan pepaya), lalu sambalnya terdiri dari cabai merah, garam, terasi, dan kuah pindang, atau kaldu rebusan dari ikan pindang, nah kuncinya ada di kuah pindang tersebut, memang sedikit amis jika baru pertama kali mencoba, namun saya jamin akan ketagihan jika sudah mencoba yang kedua kalinya.


Saya rasa sudah cukup saya bercerita sedikit tentang objek wisata yang terletak tidak jauh dari rumah saya di Denpasar, jika kalian penasaran dengan apa yang saya ceritakan diatas, kalian bisa langsung mengunjunginya, bila yang datang ke Bali melalui udara, pantai Sanur bisa ditempuh kurang lebih 10 Km dari Bandara, namun tidak tersasa jauh karena melewati jalur by pass, sedangkan yang datang ke Bali melalui jalur darat, cukup jauh untuk sampai ke panta Sanur, karena jarak yang ditempuh kurang lebih 100 Km dari Pelabuhan Gilimanuk atau 3-4 jam perjalanan. Jika pas saya sedang berada di Bali, saya bersedia menjadi guide 1 hari untuk berkeliling-keliling kota Denpasar dengan mengunjungi objek wisata yang terdapat disana, saya harap dengan ini kita bisa sama-sama menjaga dan melestarikan warisan alam yang diberikan di Negeri kita ini, Gracias! J



For More Info:
-         087887874797 (Isan)
-         Twitter: @xWOLESMANx
-     Facebbok: Ihsan Ramadhan Saputra