Hmm…sebenarnya saya sudah mulai malas mendengar dan menulis tulisan ini jika judul tulisannya seperti yang tertera diatas, tapi apa boleh buat, ini sedang menjadi “Trending Topic” dikalangan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah kebawah. Mengapa demikian? Ya, karena (lagi-lagi) pemerintah mengambil kebijakan yang sangat-sangat merugikan masyarakat luas, terutama menengah kebawah, entah ini merupakan kebijakan, atau strategi pemerintah untuk kesekian kalinya membuat masyarakat kecil merasa benar-benar tertindas.
Ini terbukti dengan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM(Bahan Bakar Minyak) yang semula seharga Rp. 4.500/Liter, menjadi Rp. 6.000/Liter, Benar-benar keputusan yang sangat dahsyat. Mengapa tidak? Harga BBM semula Rp. 4.500/Liter saja sudah terasa sangat berat bagi masyarakat menengah kebawah, apalagi dengan rencana dinaikkannya harga tersebut, tentu masyarakat Indonesia sebagian besar akan merasa sangat terbebani dan dengan serentak menentang kebijakan pemerintah tsb.
Mengapa pemerintah tidak memikirkan hal ini matang-matang?!, jika ini sungguh terjadi maka saya rasa ini akan berpengaruh ke harga-harga bahan sandang, pangan & papan. Saya sebagai mahasiswa sudah melakukan sedikit percakapan kepada salah satu pengusaha warteg di kawasan Kelapa Dua, Depok. “Saya jujur merasa terbebani mas, tapi ya mau gimana lagi, namannya juga mahasiswa, saya ngga akan menaikan harga makanan disini” Ujarnya, mungkin ini bagaikan “angin segar” bagi mahasiswa konsumen warteg tersebut, namun coba kita berpikir tentang beban berat yang dirasakan oleh si-pengusaha warteg tersebut, pasti akan berat memutar dan memeras otak bagaimana bisa dengan untung yang kecil tapi bisa membuat masakan yang sama dari segi rasa dan jumlah. Itu baru contoh kecil dari dampak kenaikkan harga BBM, bagaimana dengan usaha kecil yang harus gulung tikar, dan PHK masal?, Apakah itu yang harus dikorbankan dari kebijakan BODOH tersebut?!
Salah satu faktor sebab utama pemerintah menaikkan BBM itu sendiri ialah HUTANG , ya hutang luar negeri hutang yg bermuara dari pemerintah yg tidak dapat menggunakan hutang & pemberian skema hibah dengan baik [korupsi], dan jangan lupa dengan hitungan bunga Bank (IMF, World Bank, ADB, USAID,dsb) yang “selangit” itu, wow bisa sangat menumpuk dan bertambah hutangnya.
Jika memang tujuan pemerintah dalam menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi pemakaian BBM bersubsidi, mengapa pemerintah tidak turun ke masyarakat dan mensurvei berapa pemakaian BBM masyarakat (golongan menengah kebawah) dalam satu bulan, jika sudah menemukan angka yang pasti pemerintah bisa memberikan kupon yang sudah dibatasi pemakaian BBMnya dengan wajar/sesuai dengan hasil survei, kebijakan serupa terjadi di salah satu Negara di timur tengah sana, dan saya rasa itu merupakan jalan keluar dari masalah pemakaian BBM bersubsidi yang melampaui batas.
TOLAK KENAIKKAN HARGA BBM!, KITA BUTUH KESEJAHTERAAN!, BUKAN TINDAKAN YANG DAPAT MENCEKIK RAKYAT KITA SENDIRI!, KITA TIDAK BOLEH MATI KONYOL DI NEGRI KITA SENDIRI!, KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN HANYA OMONG KOSONG BELAKA!, MANA JANJI-JANJIMU? MANA SUMPAHMU KETIKA AKAN DILANTIK?, SUDAH SAATNYA RAKYAT YANG MENENTUKAN PERUBAHAN, BUKAN MEREKA!.
*soundtrack yang menemani saya dalam menulis tulisan busuk diatas:
- Milisi Kecoa(Bandung Anarchy Punk Rock) - Kalian Memang Menyedihkan
- Discharge(U.K HC/Punk Legend) - They Lie, You Die
- Ugly Bastard(Denpasar HC/Punk) - Jangan Terkontrol!
- 30 Second To Mars(American Rock) - This Is War
Tidak ada komentar:
Posting Komentar